Pengembang Perumahan Bersubsidi Jangan Abaikan Kualitas Bangunan

Griya190.com, SOLO – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berpesan kepada pengembang peumahan bersubsidi untuk melakukan pembangunan dengan memperhatikan kualitas bangunan dan pelayanan yang baik.

Sekjen Kementerian PUPR, Anita mengatakan pembangunan rumah bersubsidi tidak boleh mengesampingkan kualitas bangunan dan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Pengembang diminta memperhatikan hal-hal tersebut agar minat masyarakat terhadap rumah bersubsidi meningkat.

“Tidak hanya diukur dari penyaluran kreditnya, pembangunan rumah subsidi harus dibarengi kualitas bangunan dan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, termasuk sanitasi air bersih,” katanya kepada Bisnis.com.

Salah satu faktor pemicu dan inisiator pemerintah mengembangkan sebuah area baru (new urban area) adalah rumah-rumah sederhana dan layak huni. Sehingga, menurut Anita hal tersebut dapat mendorong peningkatan perekonomian.

Kolaborasi dengan bank pelaksana FLPP

Anita juga mengapresiasi Bank BTN sebagai penyedia layanan kredit perumahan rakyat (KPR) yang ingin meningkatkan perannya dalam pengembangan bidan konstruksi.

Perluasan skema pembiayaan hasil kolaborasi Kementerian PUPR dengan bank pelaksana FLPP diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan sektor konstruksi yang memiliki efek berganda yang besar pada sektor lain.

“Saya kira Kementerian PUPR sangat mendukung karena merupakan kebijakan yang tepat untuk mendorong Indonesia yang berdaya saing, seperti pemberian jaminan, pelaksanaan, dan lainnya,” jelas Anita.

Anita menambahkan, kebijakan ini sangat menarik sehingga kerjasasma Kementerian PUPR di bidang konstruksi dapat meningkatkan percepatan pembangunan infrastruktur sekaligus juga meningkatkan kualitas dari pembangunan infrastruktur.

Berbagai program bantuan pembiayaan perumahan yang disediakan Kementerian PUPR sebagai upaya meningkatkan layanan kepemilikan rumah layak huni dan terjangkau sudah berjalan. Program tersebut secara khusus menyasar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), yakni kredit perumahan rakyat (KPR) Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). (Madani Matadian)